
Sinopsis buku Itam dan U membawa kita pada perjalanan emosional seorang anak yang harus menghadapi kehilangan besar akibat bencana alam. Ditulis oleh Yovita Siswati, buku ini bukan sekadar kisah anak-anak biasa, melainkan refleksi mendalam tentang harapan, keberanian, dan ketabahan. Melalui cerita Itam, pembaca diajak menyelami makna kehilangan dan bagaimana sebuah pohon bisa menjadi tempat berteduh, baik secara fisik maupun emosional. Inilah kisah yang menyentuh hati dan penuh pelajaran berharga, terutama bagi remaja yang sedang belajar memahami dunia.
Rangkuman Buku Nonfiksi “Itam dan U”
Berikut ini merupakan rangkuman buku nonfiksi “Itam dan U” yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Judul Buku: Itam dan U.
Penulis: Yovita Siswati
Ilustrator: Evi Shelvia.
Penerbit; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
Tahun Terbit: 2020
Judul Bab:
- Gelombang besar
- Di mana semua orang?
- Jala Cik Lam dan Smong
- Itu Micel?
- Seribu Kejutan.
- Berbagi Kegembiraan
- Kembali Melaut
Dari buku ini, disarikan gagasan utama setiap bab sebagai berikut:
Gelombang Besar
Bab ini menggambarkan saat awal terjadinya tsunami. Itam dan temannya Micel tengah bermain di pantai ketika melihat air laut surut secara tak biasa. Ini menjadi pertanda datangnya gelombang besar yang kemudian menerjang desa mereka.
Di Mana Semua Orang?
Setelah gelombang berlalu, Itam terbangun di tengah kehancuran. Ia kebingungan mencari orang-orang terdekatnya, termasuk keluarga dan Micel. Perasaan panik dan ketakutan mendominasi suasana.
Jala Cik Lam dan Smong
Itam bertemu dengan Cik Lam, seorang nelayan yang juga selamat. Cik Lam mengajarkan tentang “Smong”, istilah lokal yang berarti tsunami. Ia menjelaskan tanda-tanda alam yang seharusnya dikenali sejak awal.
Itu Micel?
Di tengah pencarian, Itam berharap menemukan Micel. Ia melihat sosok yang mirip temannya, namun ternyata bukan. Harapan yang pupus membuatnya sedih dan mulai merasa kehilangan yang mendalam.
Seribu Kejutan
Meskipun masih bersedih, Itam mulai mengalami momen-momen mengejutkan dan harapan baru. Ia menemukan kehangatan dari orang-orang di sekitarnya yang juga berjuang bangkit dari bencana.
Berbagi Kegembiraan
Itam mulai membagikan semangat dan kebahagiaan kecil kepada anak-anak lain di pengungsian. Ia menyadari bahwa meskipun kehilangan, ia tetap bisa membawa kebahagiaan bagi orang lain.
Kembali Melaut
Di akhir cerita, Itam akhirnya siap untuk kembali ke laut bersama Cik Lam. Ini menjadi simbol bahwa ia mulai berdamai dengan masa lalu dan siap menjalani hidup baru.
Pesan moral: Harapan dan ketabahan dapat tumbuh meski setelah kehilangan besar.
Sinopsis Buku Itam dan U
Buku Itam dan U mengisahkan perjalanan emosional seorang anak bernama Itam yang selamat dari bencana tsunami yang melanda desanya. Saat bermain di pantai bersama sahabatnya, Micel, Itam merasakan guncangan hebat dan melihat air laut surut secara tidak biasa. Meskipun diperingatkan oleh Cik Lam, seorang nelayan tua, banyak warga desa yang mengabaikan tanda-tanda bahaya tersebut. Gelombang besar pun datang, menghanyutkan segalanya. Itam terseret arus dan akhirnya tersangkut di sebatang pohon kelapa yang kemudian ia beri nama “U”.
Setelah diselamatkan, Itam menyadari bahwa keluarganya dan Micel telah tiada. Ia mengalami berbagai tahap kesedihan: penyangkalan, kemarahan, dan keputusasaan. Setiap hari, ia kembali ke pohon U, berharap menemukan kembali orang-orang yang dicintainya. Namun, seiring waktu, dengan bantuan Cik Lam dan komunitasnya, Itam mulai belajar menerima kenyataan dan menemukan harapan baru dalam hidupnya.
Buku ini tidak hanya menceritakan tentang kehilangan, tetapi juga tentang ketahanan, harapan, dan pentingnya dukungan dari orang-orang di sekitar kita. Melalui ilustrasi yang menggambarkan perubahan emosi Itam, pembaca diajak untuk memahami proses berduka dan bagaimana seseorang dapat bangkit dari tragedi.
Buku ini bisa dibaca gratis di situs resmi: Itam dan U di Literacy Cloud